Éric Daniel Pierre Cantona (lahir 24 Mei 1966; umur 46 tahun) merupakan Aktor dan mantan pemain sepak bola berkebangsaan Perancis. Dia pernah membela tim AJ Auxerre, FC Martigues, Olympique de Marseille, FC Girondins de Bordeaux, Montpellier HSC, Nîmes Olympique, Leeds United F.C., dan Manchester United F.C.. Di timnas Perancis, dia bermain 43 kali dan mencetak 19 gol.
Dia Mengakhiri karir sepakbola profesional di Manchester United di mana dia memenangkan empat gelar Premier League dalam 5 tahun dan dua Liga dan Piala FA. Cantona sering dianggap sebagai peran utama dalam kebangkitan Manchester United sebagai lokomotif sepakbola dan dia menikmati status ikonik di klub dan di sepakbola Inggris. Ia mengenakan baju nomor 7 yang terkenal di United yang sebelumnya dipakai oleh George Best dan Bryan Robson, dan kemudian dipakai oleh David Beckham dan Cristiano Ronaldo.
Cantona dinilai
berperan penting bagi kebangkitan Manchester, selama kurun pertengahan 1990an.
Maka, pada 2001, ketika dia telah pensiun ia didaulat sebagai “pemain abad ini”,
dengan julukan “King Eric”. Selepas dari bermain
bola Eric banting setir bermain film dan teater. Pada 1998 ia membintangi film
berjudul Elizabeth, bersama Cate Blanchett, dan tahun 2009 bermain untuk
Looking for Eric. Tahun 2010 ia memulai debutnya sebagai aktor panggung, untuk
lakon Face au paradis, yang disutradarai oleh istrinya sendiri, Rachida Brakni.
Sekonyong-konyong,
menjelang akhir 2010 ini, Eric tampil sebagai aktivis sosial. Dalam sebuah
wawancara dengan koran Nantes Presse Ocean, Oktober lalu, saat masyarakat
Perancis melakukan serangkaian pemogokan nasional menentang rencana Presiden
Nicolas Sarkozy untuk menaikkan usia pensiun, Cantona mempertanyakan
efektivitas protes jalanan. Sebagai gantinya: ia mempromosikan sebuah revolusi
melawan oligarki perbankan dan menyerukan agar semua orang untuk mengambil uang
mereka dari bank.
Dia berkata: “Saya
pikir kita tidak akan bisa sepenuhnya bahagia melihat penderitaan di sekitar
kita. Kecuali Anda tinggal di bawah tempurung . Tapi kita memiliki kesempatan..
ada sesuatu untuk dilakukan. Saat ini apa artinya berada di jalanan? Untuk
berunjuk rasa? Anda cuma menipu diri sendiri. Pokoknya, itu bukan caranya
lagi.” Selanjutnya
Eric menyatakan beberapa hal berikut.
“Kita tidak mengangkat senjata
untuk membunuh orang untuk memulai sebuah revolusi. Revolusi hari ini
benar-benar mudah dilakukan. Apa sistem yang bekerja saat ini? Sistem ini
dibangun di atas kekuatan perbankan. Jadi, sistem ini harus dihancurkan melalui
bank.”
“Ini berarti tiga juta orang
dengan plakat mereka berada di jalanan, mereka pergi ke bank dan menarik uang
mereka dan bank-bank niscaya akan runtuh. Tiga juta, 10 juta orang, dan
perbankan pun akan runtuh dan tidak ada ancaman nyata apa pun. Sebuah revolusi
yang seseungguhnya akan terjadi.”
“Kita harus pergi ke bank. Di
sinilah akan ada revolusi yang sebenarnya. Ini tidak rumit, alih-alih turun ke
jalanan dan mengemudi mobil berkilometer jauhnya, Anda cukup pergi ke bank di
negara Anda dan menarik uang Anda, dan jika ada banyak orang menarik uang
mereka, maka runtuhlah sistem ini. Tak perlu ada senjata, tidak ada darah, atau
sesuatu seperti itu.”
Dia menyimpulkan: “Ini
tidak rumit dan dengan begini mereka akan mendengarkan kita dengan cara yang
berbeda. Serikat pekerja? Sekali-sekali kita harus mengusulkan ide-ide kepada
mereka.”
Seruan ‘Revolusi’
Cantona – apakah ia maksudkan begitu atau tidak – terbukti telah merebak bagai
virus. Sebuah kampanye internasional, yang dapat dilihat di situs http://Bankrun2010.com/, telah diluncurkan oleh
Geraldine Feuillien, seorang penulis skenario Belgia, dan Yann Sarfati, aktor
Perancis, sebagai upaya untuk mengkoordinasikan aksi ini dan membuatnya terjadi
pada skala global.
[berbagi sumber]
[berbagi sumber]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar